Editor: Edi Petebang
Revitalisasi pendidikan kesetaraan sangat penting dilakukan mengingat belum terpecahkannya beragam masalah klasik penyebab tingginya angka putus sekolah. Untuk itu perlu dilakukan terobosan dalam mengantisipasi permasalahan tersebut. Dukungan penuh pemerintah daerah harus dapat direalisasikan secara nyata melalui regulasi dan APBD yang disinergikan dengan dukungan dunia usaha dan industri setempat melalui alokasi dana CSR untuk menyelenggarakan revitalisasi melalui program PERWIRA DIKTARA (Perintis Kewirausahaan berPendidikan Kesetaraan) bagi masyarakat putus sekolah usia 25-45 tahun. Untuk itu perlu dilakukan perumusan strategi kebijakan anggaran dan regulasi dalam rangka mempercepat upaya revitalisasi pendidikan kesetaraan di Kalimantan Barat dalam program itu.

Gayung bersambut, Dewan Pendidikan Kayong Utara melaksanakan kunjungan kerja (kunker) ke Dewan Pendidikan Provinsi Kalimantan Barat di Pontianak. Ketua Dewan Pendidikan Kayong Utara yang juga Ketua DPRD Kayong utara hadir langsung bersama tim ke secretariat DPPKB. Disambut Ketua Komisi PAUD dan Dikmas dan Bendahara DPPKB. Kunker berlangsung sederhana itu membahas berbagai permasalahan Pendidikan di Kalimantan Barat secara universal maupun lokalitas di kabupaten pesisir pantai selatan itu. Dewan kayong utara merespon positif program Perwira Diktara (Perintis Kewirausahaan berPendidikan Kesetaraan), program ini dinilai sebuah terobosan progresif dalam mengatasi masalah tingginya Angka Putus Sekolah (APS) di Kalimantan Barat.
Menurutnya, program inovasi mengatasi problem putus sekolah yang selama ini belum tertangani maksimal, khususnya di Kabupaten Kayong utara yang juga turut menyumbang APS. Pihaknya siap dan mendukung sepenuhnya program itu, dapat segera diimplementasikan, bahkan siap untuk menggandeng sejumlah perusahaan di daerah itu berpartisipasi dalam mensukseskan program penanganan agka putus sekolah jenjang menengah atas/ SMA/SMK sederajat.
Dewan Pendidikan Kayong utara menyatakan siap menghimbau perusahaan seperti pertambangan untuk mengalokasikan dana CSR yang diperuntukan dalam program Perwira Diktara nantinya. Ini dilakukan upaya akselerasi menangani masalah putus sekolah jenjang menengah yang tak kunjung tuntas. Diakui, tingginya putus sekolah memengaruhi angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten serta IPM Kalimantan Barat yang merupakan akumulasi dari data IPM semua Kabupaten dan Kota.
DPPKB menyarankan Dewan Pendidikan Kayong Utara mengoptimalkan kehadiran media sosial dan flatform digital lainnya sebagai sarana komunikasi, interaksi serta sosialiasi program – program dewan Pendidikan Kayong Utara dan Dinas Pendidikan Kayong Utara. Terkait informasi terkini Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online semua sudah by system semua bisa mengakses, memantau langsung proses pelaksanaan PPDB tersebut. Jadi semua bisa sama-sama ikut serta aktif dalam mengawal PPDB sesuai mekanisme agar tidak ada kecurangan dan ketidakadilan, semua sekolah kualitasnya sama. Masyarakat bebas memilih sekolah sesuai dengan jalur mulai dari zonasi, prestasi, perpindahan orang tua hingga jalur afirmasi.
Dalam kesempatan ini juga menyinggung nasib guru honorer yang akan dihapus pada 2023, kondisi ini memerlukan sikap dewan Pendidikan, karena tentu memiliki dampak signifikan bagaimana pun masih banyak tenaga Pendidikan honor yang statusnya belum bisa diangkat karena keterbatasan kuota. Disarankan dewan Pendidikan kayong utara dapat memberikan advokasi dan informasi akurat, memberikan penjelasan serta pemahaman yang sutuhnya terhadap rencana kebijakan itu, dengan menenangkan para guru honor fokus pada tugas dan perannya selama ini. Sebab, pihak pemerintah provinsi tetap akan mengusahakan solusi terbaik untuk semua pihak.
Dewan Pendidikan Provinsi Kalimantan Barat siap bersinergi dengan Dewan Kayong Utara khususnya, serta semua dewan Pendidikan di Kalimantan barat dalam mendorong percepatan peningkatan kualitas Pendidikan melalui terobosan program konkrit bukan melangit. Goalnya adalah tercapainya angka maksimal Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sesuai yang ditargetkan.***